persembahanku..

semua berawal dari keinginan yang sangat besar
untuk mengkekspresikan apa yang ada dipikiran,
di hati, lingkungan dan pengalaman diri melalui tulisan...


tulislah apa yg kau lihat..
tulislah apa yg kau rasa..
tulislah apa yg kau pikirkan..

karena dengan tulisan kau bisa merangkul isi
dunia jika kau tak mampu untuk berbicara lebih banyak..


talk less write more..!!

Rabu, 01 Desember 2010

Peradilan Moral dari Masyarakat


Kepercayaan masyarakat terhadap keseriusan proses penegakan hukum di Indonesia seakan runtuh setelah hebohnya pemberitaan media tentang adanya foto gayus sedang menyaksikan pertandingan tenis terkemuka di Nusa Dua, Bali beberapa waktu lalu. Adanya berita tersebut berawal dari tertangkapnya sosok orang yang mirip gayus pada kamera salah seorang wartawan harian umum terkemuka di Indonesia. Pada foto tersebut terlihat sekali wajah orang yang ada pada foto itu mirip sekali dengan tersangka mafia hukum dan penggelapan dana pajak Gayus H Tambunan, akan tetapi pada saat itu ia menggunakan Wig / rambut palsu dan kacamata sebagai penyamarannya. Namun hal itu tidak bisa mengelabui orang-orang dan semua yakin bahwa foto itu adalah gayus sebenarnya.


Dari temuan tersebut, mematik perhatian dan pikiran yang negatif terhadap kinerja penegak hukum di Indonesia ini. Bagaimana bisa seorang terdakwa seenaknya keluar masuk tahanan padahal kasusnya masih dipersidangkan dan harusnya selalu berada ditahanan malah asik-asik menonton pertandingan tenia di Bali. Tentunya banyak spekulasi yang berkembang mengenai kasus ini.

Ya, dari hasil penyelidikan ternyata untuk memuluskan rencananya itu gayus menyogok penjaga dan kepala rutan Mako Brimob Kelapa dua, Depok tempat ia ditahan kisaran Rp. 50-60 juta per bulan. Konon katanya dari informasi lebih lanjut gayus sering dengan mudahnya keluar masuk tahanan Rutan Mako Brimob, bahkan mencapai puluhan kali dengan berbagai alasan. Namun sering disalah gunakan untuk kepentingan lain, untuk menonton pertandingan tenis di Nusa dua Bali contohnya. Bahkan diketahui sejak Juli gayus sering keluar masuk tahanan, dan Cuma hari senin dan rabu saja ada ditahanan karena harus mengikuti persidangan. Lain dari hari itu selebihnya waktu gayus ada diluar tahanan.
 
Melihat hal ini bisa terjadi menandakan betapa bobroknya penegakan hukum di Indonesia ini. Seoalah hukum bisa dibeli dengan uang. Proses hukum tak lebih sekedar permainan dan “Formalitas” saja yang akhirnya dapat dikendalikan oleh uang. Bahkan keputusan bisa saja berubah seketika dengan kekuatan uang. Siapa yang berduit dialah yang memenangi proses hukum. Kita lihat ketika hanya kasus pencurian harta benda, tanaman, makanan oleh rakyat kecil yang dilakukan dengan terpaksa hanya untuk alasan bertahan hidup karena tidak ada lagi yang bisa dimakan, sesorang bisa dipenjara berbulan-bulan bahkan tahunan. Coba bandingkan dengan kasus para koruptor yang jelas-jelas menggelapkan duit Negara dan jumlahnya tidak sedikit, masa hukumannya lebih rendah bahkan bisa bebas seketika dengan kekuatan uang. Dimanakah letak sebuah keadilan??


Dari kasus Gayus ini contohnya, publik sudah tidak percaya lagi dengan penegakkan hukum beserta aparaturnya. Ini bukan sembarang kasus, adanya dan terkuaknya foto gayus yang sedang melihat pertandingan tenis di Bali ini merupakan tamparan hebat bagi seluruh manusia Indonesia terutama Pemerintah dan khususnya bagi seluruh aparatur penegak hukum. Semua orang pasti tahu dengan gayus, sepak terjangnya yang ahli dalam mengutak atik setoran pajak hingga mafia hukum dalam proses peradilan. Gayus adalah sosok yang membuat seantero Negeri ini merasa “geregetan” dengan ulahnya dan terhadap kinerja penegakkan hukum di Indonesia. 

Semua orang pasti mempunyai cara masing-masing dalam mengungkapkan ekspresi kekesalan dalam hatinya, tak menutup kemungkinan pada kasus gayus ini masyarakat tentu mempunyai cara tersendiri dalam mngungkapkan rasa sesalnya. Tak sedikit yang menghujat, mencaci, bahkan menyumpahi mantan pegawai Golongan III A Ditjen Pajak ini. Dan adapula yang mengekspresikan kekesalannya dengan mengubah atau mengedit  foto Gayus dengan bentuk sedemikian rupa, hanya untuk bahan banyolan belaka.


sumber : tribunnews.com
 sumber : zulkifli.we.id

sumber ; deepeyes-maps.com

sumber : lebe-lebe.blogspot.com

sumber : kaskus.us

Inilah peradilan moral dari masyarakat, dan tentunya masyarakat berharap tugas aparatur negaralah yang benar-benar mengungkap keadilan yang seadil-adilnya dan jangan ada lagi hendaknya penegakkan hukum berdasarkan intervensi kekuatan uang di dalamnya. Masyarakat Indonesia tentu berharap seluruh lembaga penegakkan hukum mulai dari bawah hingga atasannya dapat bekerja adil dan bersih, karena itu adalah tanggung jawab Dunia-Akhirat. Life for Justice...!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar