persembahanku..

semua berawal dari keinginan yang sangat besar
untuk mengkekspresikan apa yang ada dipikiran,
di hati, lingkungan dan pengalaman diri melalui tulisan...


tulislah apa yg kau lihat..
tulislah apa yg kau rasa..
tulislah apa yg kau pikirkan..

karena dengan tulisan kau bisa merangkul isi
dunia jika kau tak mampu untuk berbicara lebih banyak..


talk less write more..!!

Selasa, 02 November 2010

Saatnya Menggagas Gerakan Melek Media

Keberadaan media dewasa ini memang sangat urgent dan memegang peranan penuh pada jalannya keseimbangan kehidupan antara masyarakat, pemerintah dan pihak lain yang ada dalam suatu negara. Bagaimana tidak, peran media yang sangat dibutuhkan pada era global seperti saat sekarang ini membuat media seolah seperti penerang di jalan yang gelap. Setiap orang apapun latar belakangnya tentu membutuhkan media untuk mendukung aktifitasnya. Dengan alasan seperti itu, tentunya media berubah menjadi sesuatu yang sifatnya umum, dan dinikmati oleh semua kalangan tanpa terkecuali. Sehingga muncullah sebutan yang kita dengar saat ini yaitu media massa. Mengkaji media massa tentunya sangat beragam dan luas yang bisa kita gali di dalamnya. Akan tetapi pada tulisan kali ini kita akan membahas content / isi media massa, sejauh mana kebenaran isi dari media massa tersebut terhadap fakta yang sebenarnya, atau bahkan adakah campur tangan / interfensi pihak lain terhadap isi dari media tersebut. Hal inilah yang kita angkat sebagai tema, yaitu saatnya menggagas gerakan melek media.Gerakan melek media (media literacy movement) merupakan perjuangan untuk memperkuat konsumen media. Di AS gerakan ini dicetuskan pertama kali pada tahun 1996. Salah satu penggagas gerakan ini adalah kritikus Robert McChesney. Menurut Canadian Assosiation for Media Literacy, media Literacy adalah sebuah usaha mengembangkan kesadaran seseorang untuk dapat membaca, menganalisis, mengevaluasi, dan memproduksi komunikasi melalui beragam media (cetak, televisi, komputer, dsb). Atau kemampuan memahami bagaimana media bekerja, bagaimana media memproduksi makna, bagaimana media diorganisasikan, serta bagaimana menggunakan media secara bijak.

 Sebagaimana kita ketahui  pada sebuah media baik itu sistem, organisasi, informasi yang disuguhkan sampai kepada modal tidak terlepas dari peran serta campur tangan pihak lain agar sebuah media tersebut tetap eksis. Dari sini dapat kita tarik benang merah apakah media massa yang ada itu bekerja secara idealisme pers mereka sebagaimana mestinya ataukah bekerja menurut yang punya kekuasaan saja (pemilik modal, penguasa, dll) dengan tujuan mengejar laba semata.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa media yang ada sekarang dikendalikan oleh persekutuan kekuatan ekonomi dan politik. Kekuatan ekonomi / bisnis dikendalikan oleh kaum kapitalis, dan kekuatan politik dikuasai oleh negara atau pemerintah. Sehingga publik sering sekali dirugikan. Oleh sebab itu publik harus segera disadarkan bahwa isi media adalah realitas semu (pseudoreality) yang direkonstruksi hasil konstelasi dan interplay antara berbagai kekuatan ekonomi dan politik melaului individu pekerja media, owner, pemasang iklan dan lain-lain.
Ada beberapa tingkatan media literacy
1.       Pertama, level manifacturing of meaning : memberi makna isi media secara lebih kritis. Selalu melihat konteks dan bertanya mengapa isi media demikian? Apakah fakta telah diungkap cukuo obyektif?
2.       Pemilihan item dan isi media yang akan dikonsumsi. Tidak hanya sekedar menikmati begitu saja akan tetapi sadar memilih sesuai kebutuhan.
3.       Pemilihan media. Media yang sering melakukan kesalahan jurnalislik (sengaja atau kecerobohan) isinya melecehkan nalar,dan itu harus dihindarkan.
Kualitas media dalam negara demokrasi yang masih rendah perlu dikontrol dengan kesadaran masyarakat media literacy tersebut tujuannya untuk memperbaiki sistem media massa di massa depan agar lebih baik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar