Seiring dengan berkembangnya zaman, semakin kompleks dan bermacam pula kebutuhan
hidup manusia.dan kebutuhan tersebut tentunya bermuatan ekonomi di dalamnya. Setiap sendi kehidupan selalu dikait – kaitkan dengan tujuan ekonomi,
yaitu bagaimana mendapatkan keuntungan sebesar – besarnya.
Bahkan untuk memperoleh keuntungan ekonomi tersebut tak jarang adanya perubahan
fungsi dari sebuah sistem.
Contoh konkrit yang dapat kita lihat pada peran media massa atau lembaga / insan pers di
masyarakat saat ini.
Tak hanya berperan sebagai pemberi informasi, belakangan output pers terhadap
masuyarakat adalah sebagai fasilitator untuk urusan bisnis.
Media apa saja baik cetak, elektronik, bahkan online sekalipun merupakan suatu
gagasan yang jitu untuk mendapatkan keuntungan. Karena media massa saat ini adalah
suatu jalur yang pantas untuk memulai bisnis. Bisnis apa saja asal menggandeng atau
memanfaatkatn media massa dalam partner kerjanya maka bisnis tersebut akan lancar.
Oleh sebab itu media massa pada saat ini bukan hanya sekedar pemberi informasi semata
tetapi juga media massa sebagai fasilitator untuk berbagai kepentingan lainya
Tak ada yang salah jika melihat kasus diatas, karena insan pers atau media massa sendiri
bisa berjalan karena adanya faktor ekonomi di dalamnya. Terlepas dari pemikiran apakah
ada pers yang ideal, yang berpegang teguh pada fungsi pers yaitu pemberi informasi,
mendidik dan menghibur, untuk menjalankan itu semua tentunya membutuhkan modal.
Dan modal itu sendiri diperoleh melalui iklan – iklan dan modal lainya. Tetapi perlu kita
garis bawahi dan kita cermati sejauh mana peran modal / pemasukan keuntungan
terhadap content / isi media. Tak jarang kita lihat ada media yang mengutamakan
kepentingan meraih laba dari pada menjalankan fungsi pers nya, sehingga isi dari
sebuah media tersebut tak obah nyasebagai lahan iklan dan promo.
Iklan atau promo tidak asal masuk saja kepada sebuah media.
Pihak pengiklan juga memperhatikan media tersebut apakah mempunyai audiens
yang besar atau kecil, apabila mempunyai audiens yang besar maka disanalah iklan
akan muncul. Disini dapat dilihat bahwa adanya hubungan antara media,
iklan dan pasar itu sendiri yaitu pemirsa khalayak dari media tersebut.
Memang pengaruh pasar berperan besar pada kemajuan sebuah media.
Pasarlah yang menentukan apakah sebuah media bisa bertahan atau tidak.
Maka untuk mendapatkan pasar tersebut tak khayal jika antara media ada yang
bersaing dan saling menunjukkan eksistensinya. maka dalam hal ini tak obahnya media
berpaham liberal. Yang berpaham “free market” yaitu media memproduksi apa saja
asalkan diterima oleh pasar.pasar yang dimaksud disini adalah audiens.
Mereka menganggap bahwa masyarakatlah yang akan memilih produk media mana
yang mereka sukai. Melihat seperti ini tentunya paham ini hanya mengacu kepada
kuantitas saja, tapi bukan kualitas. Semua tampilan media didasari pertimbangan
ekonomi belaka, bagus atau tidaknya kualitas acara tersebut untuk audiens tidak menjadi
suatu permasalahan. Hal ini lah yang terjadi pada kebanyakan media saat ini,
dimana mereka bersaing dan berlomba untuk memproduksi acara yang sama dengan
media yang lainnya demi mendapatkan pasar. Akan tetapi sisi kualitas acara tersebut
boleh dikatakan rendah untuk audiens.
Sebagai contoh acara-acara di tv seperti ; reality show, infotainment, music show,
talk show dan sebagainya yang kebanyakan semua acara tersebut mempunyai
isi yang sama hanya saja di kemas sedemikian rupa sehingga berbeda dengan tv yang lain.
Tujuannya adalah untuk menunjukkan acara dari media mana yang benar – benar pantas
dan diterima oleh pasar. Menilik kasus seperti ini, tak obahnya segala sesuatu yang ada pada
media dapat dikomodifikasi (dijadikan barang dagangan). Ratting dan iklan yang didapat
merupakan sesuatu yang dianggap kesuksesan da mempunyai nilai jual yang lebih.
Tak hanya media tv saja yang bersaing untuk mendapatkan pasarnya., media cetak juga
menggunakan beberapa cara untuk bersaing mendapatkan pasarnya, yang pada dasarnya
teknik yang dipakai tak jauh berbeda dengan persaingan pada media tv.
Jika pada media tv acuan keberhasilan mendapatkan pasar adalah ratting dan iklan,
maka pada media cetak acuannya adalah oplah dan iklan.
Tentunya kalo dikaji lebih mendalam persaingan untuk mendapatkan pasar tersebut bukan hanya
persaingan semata. Banyak faktor – faktor yang mempengaruhi persaingan tersebut, d
an tentunya melihat segmentasi juga. Segmentasi dari sebuah media tentunya tidak selalu sama
dengan segmentasi media yang lainnya. Segmentasi merupakan arah pencapaian pangsa pasar
dari sebuah media. Mau dibawa media tentunya sudah ada kriteria – kriteria tertentu yang
menjadikan ciri khusus dari media tersebut dalam memproduksi acara atau materi media
mereka. Diantara kriteria segmentasi tersebut bisa berdasarkan jenis kelamin, usia,
ingkat pendidikan, tingkat ekonomi, profesi, hobi, suku agama, bahkan ras sekalipun.
Melalui beberapa elemen segmentasi inilah media akan mendapatkan pangsa pasarnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar